Pengolahan Terasi Udang

Terasi adalah produk awetan dari ikan atau udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran yang berlangsung relatif lama (sekitar 20 hari). Terasi umumnya berbentuk padat, teksturnya agak kasar, dan mempunyai kekhasan berupa aroma yang tajam namun rasanya sangat gurih.
 
 
Adapun proses pembuatan terasi sebagai berikut :
 
1. Pencucian
 
Rebon, udang kecil yang masih segar terlebih dahuli dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran, lender dan bahan-bahan asin yang terikut serta pada waktu penangkapan.
 
2. Penjemuran
 
Setelah bersih dijemur dengan diserahkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Pada penjemuran ini tidak boleh merupakan lapisan yang tebal supaya cepat menjadi kering. Setiap kali sering dibolak-balik dan apabila terdapat kotoran dibuang. Maksud penjemuran ini tidak untuk mengeringkannya sama sekali, tetapi cukup kira-kira setengah kering saja supaya mudah untuk digiling atau ditumbuk. 
 
3. Penumbukan
 
Bahan kemudian ditumbuk sampai halus. Sementara itu ditambahkan garam dan pewarna makanan yang telah lolos uji kesehatan. Di beberapa perusahaan terasi ada juga yang menggunakan penggilingan untuk menghaluskan udang rebon, namun masih banyak yang tetap menghaluskan dengan cara penumbukan secara tradisional. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas akhir terasi karena jika udang ditumbuk maka kandungan minyak dalam udang dapat keluar dan tercampur merata.
 
4. Pemeraman
 
Setelah itu udang yang telah ditumbuk dimasukkan ke dalam sebuah wadah berbentuk balok besar yang diselimuti terpal atau sejenis karung selama kurang lebih semalam. Suhu optimal pada fermentasi yaitu pada suhu kamar, yakni antara 200C-300C.


5. Penjemuran II
 
Setelah proses fermentasi selesai dalam semalam, kemudian adonan terasi udang rebon dijemur kembali selama setengah hari untuk mempermudah proses penumbukan tahap kedu.
 
6. Penumbukan II
 
Kemudian adonan terasi udang rebon kembali ditumbuk untuk disiapkan ke proses pencetakan dan pengemasan terasi.
 
7. Pencetakan & Pengemasan
 
Setelah itu adonan terasi dicetak menggunakan tangan dan menggunakan alas batu dengan berat masing-masing terasi 1 kg. Kemudian terasi siap untuk dikemas dan dijual.
 
Dalam masakan tradisional Indonesia, bumbu masakan yang satu ini memang sudah tidak asing lagi. Pemakaian terasi bisa bermanfaat untuk memberi rasa gurih dengan aromanya yang khas. Selain itu, terasi udang rebon memiliki kegunaan antara lain :
1. Penambah rasa gurih
Terasi merupakan bahan penambah rasa gurih dengan aroma khas yang menggugah selera untuk berbagai jenis makanan terutama sambal, tumisan maupun hidangan berkuah. Terasi jarang dikonsumsi secara langsung dan tersendiri, biasanya digunakan dalam jumlah yang relatif sedikit dan dicampurkan dengan bahan lain.
 
2. Banyak kandungan gizi di dalamnya
Terasi udang rebon memiliki banyak kandungan gizi yang menyehatkan bagi tubuh manusia. Kandungan unsur gizi dalam proses 100 gr terasi menurut Suprapti (2001) sebagai berikut: protein 30 gr, lemak 3,5 gr, karbohidrat 3,5 gr, mineral 23 gr, kalsium 0,1 gr, fosfor 0,25 gr, besi 0.0031 gr, dan air 40 gr.
 
3. Bahan campuran pembuatan kerupuk
Pembuatan kerupuk pastinya juga memerlukan terasi yang berkualitas untuk menentukan mutu dari hasil produknya. 
 
Sumber : https://fullerena.blogspot.com/2011/04/proses-dan-pengolahan-terasi-mari.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Alat Penangkap Ikan yang Dilarang di Indonesia

Apa itu Kartu KuSUKA ??