Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Bioflok

Cara ternak lele bioflok adalah suatu sistem pemeliharaan ikan lele yang menumbuhkan suatu mikroorganisme, yang memiliki fungsi untuk mengelola limbah budidaya itu sendiri, hingga menjadi gumpalan kecil (floc) yang di manfaatkan langsung sebagai makanan alami.
Pertumbuhan mikrooganisme ini ditumbuhkan (dipacu) dengan cara memberikan probiotik atau kultur bakteri non pathogen, dan juga dilakukan pemasangan aerator penyuplai oksigen sekaligus untuk mengaduk air dalam kolam.

https://i0.wp.com/www.zerbejewelers.com/wp-content/uploads/2019/06/Tips-Usaha-Budidaya-Lele-dengan-Metode-Bioflok-Bagi-Pemula.jpg
Tahap Pembuatan Kolam
Pembuatan kolam merupakan tahap awal, yang perlu anda siapkan adalah besi/kayu, terpal plastik, pipa paralon untuk air dapat in-out, juga pipa dan selang untuk mengalirkan udara.
Untuk cincin bawah kolam siapkan semen, pasir dan batu bata. Ini merupakan kolam terpal pasti yang dapat menekan modal. Anda bisa merangkai bahan-bahan tersebut membentuk sebuah kolam yang terdapat aerator.
Anda juga harus membuatkan-Nya atap berupa kerangka bambu atau mungkin penutup lainya, untuk menghindari air hujan dan juga panasnya matahari, agar kondisi kolam  (kualitas air) dapat terkontrol.
Dalam kolam 1 meter anda bisa menebar bibit lele sebanyak 1000 ekor, jika di bandingkan dengan kolam biasa maka hanya bisa menampung 100 bibit ikan lele. Inilah yang menjadi kelebihan dari cara budidaya lele bioflok.
Tahap Pengisian Air dan Pembuatan Flok Pada Budidaya Lele
Setelah kolam selesai dibuat, yang dilakukan adalah pengisian air. Hal tersebut di lakukan ketika semua keperluan media dalam kolam bioflok sudah terpenuhi.
Jika anda mengisi air, Isilah misalnya kedalaman dengan 20-40 cm, untuk memudahkan bibit-bibit lele bergerak.  Jika air terlalu dalam maka, akan membuat bibit lele menjadi strees. Bahkan bisa mati karena tidak mampu menahan tekanan air.
Dan apabila melakukan pengisian air yang tidak terlalu banyak, akan memungkinkan pembentukan flok yang lebih cepat.
Kemudian tambahkan probiotik, yang merupakan bibit bakteri pengurai zat organik yang akan menjadi flok protein dengan takaran 8 sampai 10 ml/ m3.



Anda juga harus menambahkan molase, tetes tebu, gula pasir gula batu juga aren ke dalam kolam, dengan takaran 50-100 ml/meter3. Molase dapat berfungsi sebagai bahan yang dapat merangsang tumbuh dan berkembangnya bakteri pengurai, agar dapat berkembang secara efektif.

Pengadukan akan di lakukan 24 jam secara terus-menerus, dengan bantuan dari aerator. Anda dapat membiarkan proses ini selama beberapa hari, sehingga air benar-benar matang dan sudah terdapat flok protein di dalamnya.

Tanda air tersebut sudah matang adalah air yang telah matang akan terlihat 3 warna, berwarna kuning hijau kecoklatan, hijau namun tidak hijau, kuning namun tidak kuning .
Jadi terlihat berwarna samar tapi yang lebih dominan warna kecoklatan. Air terlihat keruh. Namun, jika diambil sampel dalam gelas bening atau kaca akan terlihat jernih jika didiamkan dan anda akan melihat endapan berwarna hijau samar kuning dan tidak pekat apabila dipegang. Jika kolam diaduk maka akan keluar kabluk yaitu berupa debu yang melayang-layang di air.

Selanjutnya terdapat pengelolaan air. Jika air sudah surut, maka anda harus menambahkan air, dimungkinkan karena air mengalami perembesan pada kolam.
Seiring dengan bertambahnya bobot pada lele. Anda harus menambahkan pakan juga probiotik 5 hari sekali, dengan konsentrasi yang di berikan 5- 10 ml/ m3. Supaya dapat menjaga kestabilan bakteri agar tetap terus ada.

Tahap Penebaran Bibit Lele Bioflok

Penebaran bibit di lakukan setelah air sudah matang serta flok terbentuk (yang sudah dijelaskan di atas). Anda harus melakukan pengecekan pH air terlebih dahulu.
Jika sudah dipastikan pH dalam netral, barulah anda dapat menebar bibit lele. Anda dapat melakukan penebaran bibit lele pada malam hari atau pagi hari. Misalnya jam 5 pagi. Karena di saat tersebut air-nya sejuk.

Bibit yang ditebar memiliki ukuran lebih dari 7cm. Menjaga supaya lele tetap utuh. jika lele memiliki ukuran lebih besar dari 7cm, maka akan lebih tahan terhadap kondisi dan lingkungan. Jadi padat tebar/meter dapat di sesuaikan pada benih yang akan anda tebar.

Tahap Pengelolaan Makanan Pada Budidaya Ternak Lele Bioflok

Cara ternak lele bioflok yang terakhir adalah mengelola makanan atau pakan lele. Anda harus tahu kebutuhan maksiman makanan lele. Hal tersebut  dapat dilihat pada saat pemberian pakan hingga tidak ada ikan yang datang atau merespon.

Apabila pakan diberikan 100% dari kebutuhan maksimal, maka tingkat efisiensi 70%. Begitu pun sebaliknya, jika pakan di berikan 70% maka tingkat efisiensi 100%. Kekurangan dari yang 70%  akan di dapat dari bioflok yang berkembang di dalam kolam.
Ini merupakan salah satu keuntungan dari sistem bioflok, karena dapat menekan porsi pakan yang sebenarnya, dibandingkan dengan mengunakan kolam biasa, lele akan terbiasa atau membiasan diri untuk memakan bioflok yang ada di dalam kolam.

Perlu diingat anda harus membuat jadwal rutin waktu pemberian makan, misalnya lele diberikan pakan sehari tiga kali dengan ukuran 7-10% dari bobot lele. Kemudian tambahkan air seminggu sekali tergantung pada seberapa cepat ikan tumbuh kembang. Hingga batas ideal 100-110 cm.

Anda dapat mengambil lele untuk menentukan pakan ideal yang diberikan. Hal tersebut berkisar antara 7-5 dari bobot ikan.

Anda juga harus menambahkan molase, tetes tebu, gula pasir, gula batu seminggu sekali. Dengan takaran 50-100 ml/meter kubik. Ini berfungsi agar menjaga keseimbangan C/N rasio agar tetap berada pada angka diatas ½ . Molase juga dapat diganti dengan mengunakan tepung terigu atau tapioca jika molase tetes tebu sudah didapat.
Pertahankan suhu kolam pada angka 280 C. Karena suhu ini sangat berpengaruh pada flok di kolam apalagi saat musim pancaroba datang. 

Anda juga harus mengontrol apa yang terjadi secara rutin. Dan harus dapat mengambil tindakan, apabila sesuatu terjadi, seperti berkurangnya nafsu makan pada ikan, kolam terlalu pekat. Jika semua berjalan sesuai rencana, kemungkinan hanya dalam waktu 2 bulan ikan dapat dipanen.
Sumber:
https://ukmkreatif.com/cara-ternak-lele-bioflok/




Komentar

  1. Apabila pakan diberikan 100% dari kebutuhan maksimal, maka tingkat efisiensi 70%. Begitu pun sebaliknya, jika pakan di berikan 70% maka tingkat efisiensi 100%. Kekurangan dari yang 70% akan di dapat dari bioflok yang berkembang di dalam kolam.
    Ini merupakan salah satu keuntungan dari sistem bioflok, karena dapat menekan porsi pakan yang sebenarnya, dibandingkan dengan mengunakan kolam biasa, lele akan terbiasa atau membiasan diri untuk memakan bioflok yang ada di dalam kolam Ternak Lele dalam Drum

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Alat Penangkap Ikan yang Dilarang di Indonesia

Pengolahan Terasi Udang

Apa itu Kartu KuSUKA ??