Budidaya Ikan Nila

Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang baik dengan aneka makan baik hewani maupun nabati.  Ikan nila saat masih benih pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika sudah dewasa ikan nila mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain, seperti sayuran hijau.

Dari segi budidaya, budidaya ikan nila memang cukup menguntungkan, karena ikan nila cukup mudah untuk di budidayakan, mudah perawatannya, tidak membutuhkan biaya yang banyak, serta hasil panen yang cukup meguntungkan.

Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah pertumbuhan ikan ini sangat tergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila.

Berikut adalah tahapan budidaya ikan nila di Kolam :

1. Persiapan Kolam Ikan Nila

Cara budidaya ikan nila dimulai dengan persiapan kolam ikan nila. Ikan nila ini dapat dibudidayakan di berbagai jenis kolam bisa menggunakan kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung, atau bahkan ada  yang menggunakan tambak air payau. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali orang yang mengatakan, bahwa budidaya ikan nila ini mudah untuk dilakukan.

Dari berbagai jenis kolam yang telah disebutkan di atas, bahwa kolam tanah adalah yang paling banyak digunakan dalam budidaya ikan nila. Hal ini dikarenakan pembuatan kolam yang cukup mudah, serta modal untuk pembuatan kolam tanah pun relatif murah. Selain murah, kolam tanah juga memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan jenis kolam lainnya.
 
Kolam tanah akan menjadi tempat tumbuhnya beberapa hewaN-hewan air kecil dan juga tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pakan alami ikan nila. Hal ini dapat membantu untuk menghemat pengeluaran pakan dalam budidaya ikan nila.

Meskipun terdapat pakan alami dalam kolam, kita harus tetap memberikan pakan yang kaya akan nutrisi dan gizi. Dengan tujuan, ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam mempersiapkan kolam tanah yang baik, ini terdiri dari 5 tahapan, antara lain:

A. Persiapan Dasar Kolam Ikan Nila

Pengeringan dasar kolam dalam budidaya ikan nila
Tahapan awal dalam membuat kolam ikan nila yang baik yaitu dengan mengeringkan dasar kolam ikan nila. Dalam proses pengeringan kolam ikan nila biasanya berlangsung 3-7 hari tergantung dari cuaca.

Penjemuran kolam ikan nila berlangsung sampai tanah dasar kolam terlihat retak-retak, namun jangan sampai tanah kolam menjadi membatu/mengeras. 

B. Pembajakan Kolam Tanah

Pembajakan tanah ini bertujuan untuk mengangkat sisa lumpur pada kolam
Setelah dasar tanah pada kolam telah kering (tanah terlihat retak-retak), kita harus membajak tanah pada kolam dengan kedalaman sekitar 10 cm. 

Pembajakan ini bertujuan untuk mengangkat sisa lumpur yang biasanya bau busuk berasal dari sisa pakan yang tidak habis dan mengendap pada dasar kolam.

C. Mengembalikan pH Tanah (Pengapuran)

Dalam budidaya ikan nila, memerlukan air tawar dengan keasaman sekitar 7 hingga 8 pH.
Namun, pada umumnya tanah memiliki tingkat keasaman rendah yaitu dibawah 6 pH. Agar lebih akurat, kita bisa mengecek pH tanah terlebih dahulu dengan menggunakan alat pH meter.

Setelah mengetahui jumlah pH pada kolam ikan nila, maka langkah selanjutnya yaitu menetralkan tanah pada kolam. Cara menetralkan pH pada tanah ini dengan cara pengapuran pada kolam. Kita bisa menggunakan dolomite ataupun kapur pertanian.

Selain dapat menetralkan pH pada tanah, pengapuran ini juga untuk mematikan virus, bakteri, jamur serta dapat mencegah penularan penyakit pada periode berikutnya. Pengapuran dilakukan dengan takaran 50gr/m2.

Cara pengapuran pada kolam yaitu, aduklah kapur / dolomite secara merata, kemudian taburkan pada kolam. Setelah itu, diamkan tanah selama 2 sampai 3 hari.

D. Pemupukan Kolam Ikan Nila

Setelah pH kolam sudah sesuai yaitu pH 7 hingga 8, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pemupukan pada kolam tanah.

Pemupukan bisa menggunakan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2. Kemudian kolam diisi air dengan ketinggian sampai 70 cm, setelah selama tiga hari dilakukan pemupukan dengan urea dan TSP dengan takaran masing masing 2,5gr/m2 dan 1,25 gr/m.

Pada awal pengisian air di usahakan kadar garamnya sekitar  5 ppt dan selanjutnya bisa dinaikan selama masa pemeliharaan  sampai 15 ppt. 

2. Memilih Benih Ikan Nila

Cara budidaya ikan nila yang baik, dimulai dengan memilih benih ikan nila yang baik.
Setelah pembuatan kolam ikan nila, maka langkah selanjutnya dalam budidaya ikan nila yaitu memilih benih ikan nila yang baik.

Proses memilih benih ikan nila merupakan hal yang sangat penting dalam budidaya ikan nila.  Karena benih ikan nila dapat menentukan kualitas ikan nila yang akan dipanen nantinya.

Agar mendapatkan hasil yang maksimal, bisa menggunakan benih ikan nila berkelamin jantan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari ikan nila betina.

Ciri-ciri benih ikan nila yang baik
Benih ikan nila harus berasal dari tempat pembibitan yang baik dan disertai dengan sertifikat yang jelas. Secara umum benih ikan nila yang sehat antara lain:
  • Gerakan ikan yang lincah,
  • Respon yang tinggi saat di beri pakan,
  • Tidak memiliki cacat fisik,
  • Warna ikan yang cerah,
  • Ukuran ikan nila seragam,
  • Memiliki bentuk badan normal dan masih terdapat lendir.
Benih yang di tebar sebainya berukuran lebih dari 1,25 gr ( panjang 3-5cm ) dengan ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna yang cerah, gerakan yang gesit dan reponsif terhadap pakan. Untuk target panen ukuran rata rat 15 gr/ ekor (1 ekor) padat penebaran sebanyak 20 ekor/ m2. Sedangkan untuk target panen  ukuran 500 gr/ekor (6 bulan pemeliharaan), padat penebaran sebanyak 4 ekor /m2.

3. Cara Budidaya Ikan Nila

Setelah menebar benih ikan nila pada kolam, selanjutnya adalah  pemeliharaan pada ikan nila. 
Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam budidaya ikan nila yakni, teknik pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian penyakit pada ikan nila.

A. Pengelolaan Air

Pengelolaan air merupakan hal yang paling penting untuk menjaga kualitas air. Kualitas air bisa dilihat dari kandungan Oksigen dan pH air.

Jika kadar oksigen pada kolam ikan nila mulai menurun, maka kita bisa memperderas sirkulasi air dengan memperbesar debit air pada kolam.

B. Pemberian Pakan Ikan Nila

Ikan nila hanya membutuhkan pakan sebanyak 3% dari berat tubuhnya setiap hari. Kita dapat memberikan pakan pada ikan nila di waktu pagi dan sore harinya.

Jangan lupa untuk mengukur berat badan ikan nila setiap dua minggu sekali, dengan menggunakan sampel acak beberapa ikan nila. Dengan mengukur berat badan ikan nila, maka kita dapat menentukan jumlah pakan yang diberikan setiap harinya.
Cara perhitungan jumlah pakan ikan nila
Contoh :
  • Dalam satu kolam terdapat 2000 ekor dengan berat 8-10 gram/ekor.
  • Maka rata rata bobot ikan nila yaitu (8+10) : 2 = 9 gram/ekor
Sehingga perhitungan pakan ikan nila yaitu 9 x 2000 x 3% = 540 gram atau 5,4 kg per harinya.

C. Pengendalian hama dan penyakit pada ikan nila

Pemicu terjadinya serangan penyakit pada ikan nila yaitu, karena ketidakseimbangan antara ikan nila dengan agen penyakit serta lingkungan.

Berikut hama dan penyakit yang menyerang pada budidaya ikan nila, serta cara mengendalikan hama dan penyakit ini:

Hama Notonecta (bebeasan)

Hama ini menyerang benih ikan nila yang masih kecil.
Cara membasmi hama notonecta :
Cara membasmi hama notonecta ini dengan menuangkan minyak tanah ke permukaan air kolam sebanyak 500 cc/100 m2 untuk menekan populasi notonecta. Karena minyak tanah memiliki sifat yang mengapung di air, dengan demikian hama notonecta ini tidak dapat mengambil oksigen dari udara bebas dan akhirnya hama ini akan mati.
Minyak tanah ini tidak berbahaya pada ikan, karena ikan nila umumnya berada di dalam air.
Setelah hama notonecta ini mati, maka masukan air baru ke dalam kolam serta membuka pembuangan air. Sehingga hama notonecta yang mati dapat terbuang bersama dengan minyak tanah.

Larva cybister (ucrit)

Hama larva cybister  atau yang biasa dikenal dengan nama ucrit atau kumbang air ini lebih berbahaya jika dibanding notonecta. Hama ini biasanya menyerang benih ikan nila.
Hama ucrit ini memiliki bentuk tubuh yang memanjang seperti ulat dengan ukuran 3-5cm, bewarna kehijauan, bergerak cepat, memiliki taring yang berfungsi untuk menjepit badan ikan dan merobek badan ikan.
Ucrit tumbuh baik pada lingkungan kolam yang mengandung material organik.
Cara Membasmi Hama Ucrit :
  • Menangkap hama ucrit secara manual dengan menggunakan alat tangkap berupa seser.
  • Atau bisa juga menggunakan minyak tanah, dengan cara menyemprotkan minyak tanah ke permukaan kolam. Setelah ucrit mati, maka gantilah air kolam dengan yang baru
Penyakit Trichodina sp.

Penyakit Trichodina sp. memiliki berbentuk seperti piring terbang. Trichodina sp. merupakan ektoparasit yang ikan nila pada bagian kulit dan insang. Penyakit ini berkembang biak dengan cara pembelahan yang berlangsung di tubuh inang, mudah berenang secara bebas, dapat melepaskan diri dari inang dan mampu hidup lebih dari dua hari tanpa inang.
Cara mengobati ikan yang terserang penyakit Trichodina sp.
Dengan cara merendam ikan nila yang sakit kedalam larutan garam (NaCl) 500-1000 mg/liter selama 24 jam.

Penyakit Bercak merah

Bercak merah biasanya di sebabkan bakteri Aeromonas. Ciri-ciri ikan nila yang terkena penyakit bercak merah yaitu adanya pendaraharan pada bagian tubuh yang terserang, sisik mengelupas, perut membusung, ada borok/luka, ikan terlihat lemah dan sering muncul pada permukaan kolam.
Penyakit bercak merah ini biasanya membuat peternak ikan nila merasa khawatir, karena dapat menyebabkan kematin massal pada ikan nila. Penyakit ini mudah menular pada ikan-ikan lain yang berada pada satu lokasi kolam.
Cara pengobatan ikan yang terserang penyakit bercak merah
Penyakit bercak merah ini dapat diobati dengan menggunakan antibiotik. Ikan nila yang dipelihara dengan menggunakan kolam tanah atau beton, maka antibiotik ini dapat digunakan dengan cara ditebar di kolam ataupun juga dapat diberikan dengan dicampur pakan ikan nila.
Antibiotik yang ditebar di kolam yaitu berupa PK atau bisa juga menggunakan obat lain yang serupa. Antibiotik PK ini dijual di toko-toko pertanian atau toko akuarium. Cara penggunaannya pun cukup mudah, cukup ikuti dosis dan cara penggunaannya yang tertera pada botol.
Sedangkan Antibiotik yang dicampur dengan pakan ini beda lagi ya lur, dulur-dulur dapat menggunakan antibiotik oxytetracyclin. Dengan dosis 50mg/kg pakan ikan nila. Antibiotik dapat dicampurkan dengan pakan selama 7 hingga 10 hari sampai ikan terlihat sembuh.
Antibiotik oxytetracyclin ini dapat diperoleh di apotek.

5. Panen Ikan Nila

Waktu pemanenan ikan nila inilah yang ditunggu oleh petenak. Jika budidaya ikan nila ditujukan untuk dipasarkan di dalam negri, maka bobot ikan nila yang layak di panen yaitu 300-500 gram/ekor.
Ikan nila yang mencapai bobot 300-500 gram ini biasanya membutuhkan waktu pemeliharaan 4-6 bulan. Sistem pemanenan ikan nila harus di lakukan secara bertahap.
Teknik pemanenan paling mudah yaitu dengan mengeringkan kolam ikan sebagian/ total. Selama pemanenan ikan nila, kolam harus selalu dialirkan air segar dengan tujuan untuk mencegah ikan tidak stres dan tidak mati.
Setelah ikan nila berkumpul di kubangan, maka kita bisa menyerok ikan tersebut. Setelah proses panen selesai, jangan lupa kolam di keringkan untuk persiapan budidaya ikan nila berikutnya (ulangi langkah awal).

Sumber:
https://gdmorganic.com/budidaya-ikan-nila/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Alat Penangkap Ikan yang Dilarang di Indonesia

Pengolahan Terasi Udang

Apa itu Kartu KuSUKA ??